Parenting di Era Milenial yang Sejalan dengan Sunah Rasulullah
Permasalahan dalam masyarakat berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Era milenial pun memiliki permasalahannya sendiri. Seperti LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender), penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, kesehatan mental seperti depresi yang menyebabkan bunuh diri merajalela, pergaulan bebas, dan lain sebagainya.
Hal ini terjadi akibat masalah di dalam keluarga. Pola pengasuhan dalam rumah ternyata berperan besar dalam hal ini. Tidak heran bila banyak pasangan muda yang baru menikah ataupun orang tua dengan anak berusia remaja, mulai melirik ilmu pengasuhan. Atau lebih dikenal dengan sebutan parenting.
Parenting di Era Milenial yang Sejalan dengan Sunah Rasulullah
Bagi keluarga muslim, terkadang ilmu pengasuhan banyak meniru cara mendidik ala barat. Namun, sebagai orang tua dengan budaya timur cara tersebut tidak semuanya cocok diterapkan di Indonesia.
Untuk menyiasatinya diperlukan keseimbangan dari ilmu pengasuhan (parenting) dan tata cara sesuai agama. Terutama Islam. Agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia.
Jika ditelusuri lebih lanjut, banyak ayat Alquran dan hadits nabi yang membahas mengenai ilmu pengasuhan. Bila mau membaca terperinci, ayat-ayat dan hadits tersebut mampu menjawab perkembangan zaman. Contohnya seperti permasalahan di atas.
Pondasi dalam keluarga harus berlandaskan akidah Islam. Dan ilmu mengenai hal itu dapat ditemukan dalam kitab suci Alquran dan hadits shahih. Ilmu parenting yang selama ini terlihat hanya memuat nilai-nilai barat, bisa beradaptasi dengan nilai-nilai Islam dan budaya ketimuran.
Contohnya ayat Alquran seperti Al Furqon 74 yaitu: “Dan orang-orang yang berkata Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” Kemudian, ada pula hadits yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad Saw tidak pernah menghardik anak-anak. Keterangan tersebut dinyatakan oleh Anas ra dalam Hadits Riwayat Bukhari
Sejak kecil Anas ra menjadi khadimat (pembantu) Rasulullah. Dari Anas r.a: “Aku telah melayani Rasulullah Saw selama 10 tahun. Demi Allah, beliau tidak pernah mengeluarkan kata-kata hardikan kepadaku, tidak pernah menanyakan, “Mengapa engkau lakukan?” dan tidak pernah pula mengatakan “Mengapa tidak engkau lakukan?”
Kedua hal di atas menunjukkan bahwa anak-anak adalah penyenang hati orang tua dan mendidik anak tidak boleh dengan kekerasan. Baik itu kekerasan fisik maupun mental, seperti berkata kasar dan membentak-bentak. Kemudian orang tua perlu memberi kepercayaan kepada anak-anaknya untuk berbuat sesuatu, selama itu baik dan tidak bertentangan dengan nilai agama.
Selain itu orang tua pun harus berusaha mendidik anak-anaknya menjadi makhluk Allah yang bertakwa dan memposisikan dirinya sebagai imam atau pemimpin. Tentu, masih banyak lagi hikmah mengenai parenting yang bisa digali dari ayat Quran dan hadits.
Untuk memudahkan orang tua agar sanggup mendidik anak-anak mereka dengan nilai Islam sesuai sunah Rasulullah, perlu didukung dengan sistem terbaik. Misalnya membaca buku mengenai 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak, karya Muhammad Rasyid Dimas. Atau mempelajari materi yang tersaji di website pengasuhan, seperti Parenting Academy.
Dalam buku berupa E-Book itu terdapat kiat-kiat mendidik anak ala Nabi Muhammad saw. Ingat, setiap keluarga berkewajiban memastikan bahwa pendekatan pendidikan kepada anak sesuai dengan jiwa dan akal anak. Kesalahan dalam mendidik anak bisa menghancurkan masa depan mereka.
Untuk mendapatkan E-Book 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak, silakan hubungi nomor ini: WA +62 821-1542-7377 dengan menyertakan format nama, alamat, dan e-mail.